Homeschooler Story · Homeschooling Highlight

Homeschooling ala Bunda Ratih dan Favian

 

Ngobrolin Homeschooling
Sharing dari Teh Ratih, member Sabumi 3, ibu homeschooler yang juga seorang psikolog.
22 Agustus 2015

gambar dari http://www.newglaruspubliclibrary.org/
gambar dari http://www.newglaruspubliclibrary.org/

*
Assalamu’alaikum ibu2 sabumi.. maaf ya 2 hari kemaren saya ga ikutan kegiatan onlinenya. Dua hari berturut2 pergi dr pagi sampai malam jd ga sempat ngikutin obrolan di sini yg sampai ratusan. Saya masih punya hutang sharing HS-nya favian.. masih boleh sharing kah?
Tujuan HS keluarga kami dasarnya surat az-zariyat:56 (“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar beribadah kepada-Ku”) dan al-baqarah:30 (ttg maksud Allah menciptakan nabi Adam sbg khalifah di Bumi). Berdasarkan kedua ayat tsb, tujuan umum HS keluarga kami:

  1.  Beribadah
  2.  Menjadi khalifah di bumi yg menjaga, merawat, melestarikan, mengambil manfaat, dan mengelola alam & kekayaan bumi agar bisa bermanfaat bagi kesejahteraan manusia.

Dari 2 tujuan umum tsb dibagi lagi menjadi banyak tujuan khusus. Secara garis besar, segala sesuatu diawali dengan ilmunya dl, termasuk untuk beribadah & menjadi manusia yg bermanfaat.

Jd tujuan khususnya yg pertama: mencari ilmu dengan sumber utama Al-Qur’an & As-Sunnah, memantapkan aqidah, memperbaiki akhlak, mengamalkan ilmu yg dimiliki.

Tujuan khusus yg kedua: mengembangkan potensi diri untuk bisa bermanfaat bagi alam dan sesama manusia.

*
Filosofi HS kelurga kami:

  1. Anak merupakan titipan dan amanah dr Allah, sehingga ortu bertanggung jawab sepenuhnya dlm pengasuhan & pendidikan anak sesuai dengan Al-Qur’an & As-Sunnah.
  2. Orangtua & anak sama2 belajar & terus memperbaiki diri.
  3. Manusia adalah individu unik sekaligus merupakan mahluk sosial, sehingga pembelajaran disesuaikan dengan keunikan individu serta mendorong kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan.

*
Kurikulum yg digunakan disesuaikan dengan kebutuhan anak dengan karakteristik:
1. Kurikulum bersifat child-centered atau child-initiated yg sensitif dan suportif thd kebutuhan, perkembangan, kemampuan, potensi, temperamen, dan minat anak.
2. Kurikulum merencanakan pengalaman belajar berdasarkan pd apa yg telah diketahui anak, sehingga menimbulkan perasaan kompeten yg kemudian mengembangkan self-efficacy & self-esteem anak.
3. Kurikulum mendorong active learning, dengan pandangan bahwa anak paling baik belajar melalui pengalaman aktif dengan sesama manusia, material, kejadian, dan ide2. Anak difasilitasi untuk mengonstruksikan pengetahuannya melalui pengalaman yang bermakna.
4. Kurikulum disesuaikan dengan kondisi budaya masyarakat di lingkungan sekitar untuk membantu proses penyesuaian diri dengan lingkungan & melatih kepekaan sosial, empati, dan kebermanfaatan bagi lingkungan.
5. Kurikulum memfasilitasi kreativitas dengan memberi kesempatan pd anak untuk melakukan sst dengan caranya sendiri kemudian diapresiasi.

Contoh penerapan:
Kurikulum yg digunakan disesuaikan dengan kebutuhan anak dengan karakteristik:

1. Kurikulum bersifat child-centered atau child-initiated yg sensitif dan suportif thd kebutuhan, perkembangan, kemampuan, potensi, temperamen, dan minat anak.
contoh, bbrp hari yg lalu favian bertanya “mah, hewan bersel satu itu apa?”. Kemudian saya jelaskan apa itu hewan bersel satu, diperlihatkan gambar2nya dari internet, diperlihatkan videonya dr youtube, trs dibelikan bukunya.
Trs saya rencanakan eksperimennya. Saya tanya ke teman yg ahli mikrobiologi kapan dia ada waktu untuk ditanya2 favian ttg protozoa & punya waktu untuk nemenin favian mengamati protozoa langsung di bawah mikroskop. Di sini proses belajar diawali oleh favian (self-initiated) yg disesuaikan dengan minat dia.
2. Kurikulum merencanakan pengalaman belajar berdasarkan pd apa yg telah diketahui anak, sehingga menimbulkan perasaan kompeten yg kemudian mengembangkan self-efficacy & self-esteem anak.

contoh, saat bermain lompat huruf, huruf2 yg pertama ditanya adalah huruf2 yg saya yakin pasti bisa dijawab dengan benar oleh favian, sehingga dia bisa menjawab benar dan merasa berhasil/kompeten. Ketika diminta loncat dengan 1 kaki pun berdasarkan observasi sblmnya bhw favian sudah bs loncat 1 kaki dengan seimbang.

3. Kurikulum mendorong active learning, dengan pandangan bahwa anak paling baik belajar melalui pengalaman aktif dengan sesama manusia, material, kejadian, dan ide2. Anak difasilitasi untuk mengonstruksikan pengetahuannya melalui pengalaman yang bermakna.
contohnya, pas mau mandi favian bawa bbrp mainannya ke kamar mandi, ada mobil besi, mobil plastik, lego, dll. Trs dia masukin semua mainannya ke ember berisi air sambil blg, “aku ingin tahu, apa yg terjadi jika mainan ini dimasukan ke dalam air?”
Saat dia lihat ada yg tenggelam dan mengapung, dia nanya lg, “eh kok bisa ada yg tenggelam dan mengapung”. Lalu saya jelaskan ttg massa jenis benda & air. Di waktu yg lain, dia masukin segenggam kacang tanah ke air. Ternyata ada yg mengapung & tenggelam lg padahal sama2 kacang yg punya massa jenis sama. Dijelasin lg deh ttg kemungkinan ada udara yg masuk ke dalam kacang yg mengapung.
4. Kurikulum disesuaikan dengan kondisi budaya masyarakat di lingkungan sekitar untuk membantu proses penyesuaian diri dengan lingkungan & melatih kepekaan sosial, empati, dan kebermanfaatan bagi lingkungan.

contohnya ngajarin ttg etika, cara mengekspresikan emosi yg sesuai norma sosial, cara menanggapi ejekan teman, membiasakan berbagi, dsb.

5. Kurikulum memfasilitasi kreativitas dengan memberi kesempatan pd anak untuk melakukan sst dengan caranya sendiri kemudian diapresiasi.

contohnya ini pas saya di kalimantan bbrp bulan lalu. Ke sana ga bawa mainan favian, jadinya favian main dengan apa yg ada di sana. Misal, ga ada lego, jd dia bikin istana dr kotak susu uht. Ga ada robot/boneka, jd dia main pake cetakan agar bentuk dino untuk dijadiin puppets.

*

Metode

Metode HS yg digunakan adalah eclectic, yaitu menggunakan semua sumber daya yg tersedia yg dapat memfasilitasi proses belajar. Dalam pelaksanaannya, metode unschooling yg paling sering kami lakukan. Proses belajar lebih sering diawali dengan pertanyaan dr favian, jd mengikuti minat favian.
Tetapi, saya tetap menentukan buku2 wajib yg harus dibaca seperti, Qur’anku Sahabatku, Asmaul Husna, Muhammad Teladanku, Nabiku Idolaku. Untuk buku2 lain biasanya diawali dengan pertanyaan Favian, atau favian yg milih mau buku apa. Dia sih minatnya lebih ke sains.
Saya juga memfasilitasi kegiatan/games pre-reading, pre-writing & matematika tanpa diminta dl oleh favian (metode trivium/classical education).
Untuk kegiatan pre-reading misalnya bisa pake games seperti mencari harta karun (misal saya membuat kartu2 huruf trs favian diminta mencari kartu2 huruf yg disembunyikan di seluruh rumah dengan panduan peta “harta karun”).
Bisa dengan main “lompat huruf”, yaitu menyusun puzzle mate huruf kemudian saya menyebutkan huruf dan favian diminta loncat dengan satu kaki ke huruf yg disebut.
Favian skr usia 6 tahun 11 bulan. Mulai full HS ketika usia 5 tahun 10 bulan. Sebelumnya dia pernah ikut TK, tp di TK pun dia nyaris ga pernah ikut kegiatan belajar di kelas. Lebih sering pretend play di luar kelas dengan 2 anak lain yg juga jarang masuk kelas, atau lihat2 buku di perpus.***

Leave a comment